Kamis, 26 Januari 2012

fase pekembangan pada manusia


       I.          PENDAHULUAN
Manusia adalah merupakan makhluk-makhluk hidup yang lebih sempurna bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan-perubahan dalam segi fisiologi maupun perubahan-perubahan dalam segi psikologik. Seiring dengan perubahan-perubahan perkembangan manusia disitu ada periode dimana manusia pada usia 0-3 tahun atau masa bayi pada kondisi normal berdasarkan biologis dia berukuran pendek, gemuk. Dan disisi lain berdasarkan didaktis pada usia 12-18 tahun biasanya dia sedang mencari-cari jati diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah social, pada masa ini sering terjadi kenakalan remaja karena mungkin anak salah bergaul kemudian dia menjadi terkontaminasi dengan temannya. Lalu berdasarkan psikologis manusia berusia 8-13 tahun muncullah minat ke dunia obyek sampai pada puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan sekitarnya secara sadar, karena anak sadar mempunyai kehidupan pribadi yang tidak mau diketahui oleh orang lain maka pada usia ini dia mulai menginginkan kamar sendiri, dimana didalam kamarnya sendiri dia dapat melakukan apasaja sesuai kehendak sendiri tanpa gangguan dari oranglain.
Dari gambaran di atas bahwa perkembangan manusia mempunyai periode-periode tertentu berdasarkan biologis, didaktis, dan psikologis. Lalu periode-periode apa saja yang termasuk berdasarkan biologis, didaktis, dan psikologis?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai periodisasi perkembangan manusia.
     II.          PEMBAHASAN
Perkembangan dimulai sejak masih konsepsi dan berakhir menjelang kematiannya. Perkembangan yang begitu panjang tersebut oleh para ahli dibagi menjadi beberapa fase atau tahapan perkembangan. Penentuan fase atau tahap-tahap tersebut didasarkan atas karakteristik utama yang menonjol pada periode waktu tertentu. Umpanya fase bayi ditandai oleh perkembangan fisik dan gerak, fase remaja ditandai oleh cirri-ciri keremajaan dan seterusnya. Sesuai dengan konsep-konsep yang mendasarinya serta aspek-aspek dan karakteristik perkembangan yang diutamakan, para ahli mengemukakan pembagian fase atau tahap perkembangan yang tidak selalu sama.[1]
Secara garis besarnya para ahli memberikan periodisasi / pentahapan didasarkan atas periodisasi biologis, psikologis, dan didaktis. Pembagian perkembangan ke dalam masa-masa perkembangan ini hanyalah untuk memudahkan kita mempelajari dan memahami jiwa anak dari sisi biologis, psikologis, maupun didaktis. Meskipun dibagi-bagi akan tetapi merupakan kesatuan yang hanya dapat dipahami dalam hubungannya secara keseluruhan.[2]
A.    Periodisasi berdasarkan biologis
Yang dimaksud dengan periodisasi berdasarkan Biologis ialah : para ahli kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Hal tersebut dapat dimaklumi karena pertumbuhan biologis ikut berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan seorang anak. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
1)     Pendapat KRETSCHMER
Ia membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) fase:
a.
Fullungsperiode I,
Umur 0;0-3;0 pada masa ini dalam keadaan pendek, gemuk, bersikap terbuka, mudah bergaul dan mudah didekati.
b.
Strecungsperiode I,
Umur 3;0-7;0, kondisi badan anak Nampak langsing (tidak begitu gemuk) biasanya sikap anak tertutup sukar bergaul, juga sukar didekati.
c.
Fullungsperiode II,
Umur 7;0-13;0, keadaan fisik anak kembali gemuk
d.
Srecungsperiode II,
Umur 13;0-20, keadaan fisik anak kembali langsing.[3]
2)     Pendapat ARISTOTELES
Membagi masa perkembangan menjadi tiga, yaitu:
a.      Periode anak kecil (kleuter), usia sampai 7 tahun.
b.     Periode anak sekolah, usia 7 sampai 14 tahun.
c.      Periode pubertas (remaja) usia 14-21 tahun.
Peralihan masa pertama dengan masa kedua ditandai dengan pergantian gigi. Peralihan antara masa kedua dengan ketiga ditandai dengan tumbuhnya bulu-bulu menjelang masa remaja.[4]
3)     Pendapat SIGMUND FREUD
Psikologi ini membagi perkembangan anak menjadi 6 (enam) Fase, yaitu :
a.
Fase Oral,
0;0-1;0 fase masa ini, mulut merupakan central pokok keaktifan yang dinamis.
b.
Fase Anal,
1;0-3;0 dorongan dan tahanan berpusat pada alat pembuangan kotoran.
c.
Fase Falis,
3;0-5;0 fase ini alat-alat kelamin merupakan daerah organ paling perasa.
d.
Fase Latent,
5;0-12/13;0 impuls-impuls cenderung untuk berada pada kondisi tertekan.
e.
Fase pubertas,
12/13;0-20;0 fase ini impuls-impuls (dorongan kembali menonjol).
Kegiatan ini jika dapat disublimasikan (oleh dasich) maka seorang anak akan sampai pada fase kematangan.
f.
Fase genital,
Umur 20- ke atas, seseorang telah sampai pada awal dewasa.[5]
4)     Pendapat MONTESSORI
Ia membagi tingkat-tingkat perkembangan anak dengan berazaz pokok pada azas kebutuhan vital (masa peka) dan azas kesibukan sendiri. Tingkat-tingkat perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
a.      Periode I, umur 0-7 tahun, yaitu periode penangkapan dan pengenalan dunia luar dengan panca indera.
b.     Periode II, umur 7-12 tahun, yaitu periode abstrak dimana anak mulai menilai perbuatan manusia atas dasar baik dan buruk dan mulai timbulnya insane kamil.
c.      Periode III, umur 12-18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan kepekaan social.
d.     Periode IV, umur 18 tahun ke atas yaitu periode pendidikan perguruan tinggi.[6]
5)     Pendapat JESSE FEIRING WILLAMS
Ia membagi perkembangan anak dengan:
1.     Masa nursery (anak-anak) dan kindergarten (taman kanak-kanak) 0;0-6;0
2.     Masa cepat memperoleh kekuatan/tenaga 6;0-10;0
3.     Masa cepat berkembangnya tubuh 10;0-14;0
4.     Masa adolesen 14;0-19;0 masa perubahan pola dan kepentingan kemampuan anak dengan cepat.[7]
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa setiap fase perkembangan berdasakan biologis pada dasarnya selalu bertalian erat dengan fase perkembangan yang mendahuluinya. Hal ini membuktikan bahwa manusia merupakan kesatuan yang bulat berdasarkan biologis. Dan sesuai hukum alam akhir dari perkembangan bilogis ini adalah menjadi manusia dewasa yang sempurna secara biologis pula.
B.    Periodisasi berdasarkan Psikologis
Keadaan ini didasarkan pada keadaan dan ciri khas kejiwaan anak pada suatu masa tertentu. Para tokoh yang berpendapat demikian antara lain:
(1)  Oswald Kroh
Dia menemukan bahwa setiap anak dalam masa perkembangan-nya mengalami kegoncangan-kegoncangan psikis yang disebut sebagai masa trotz. Periodisasi perkembangan yang disusun sebagai berikut:
a.      Fase trots I, usia 0-3 tahun atau biasa disebut masa anak-anak awal.
b.     Fase trots II, usia 3-13 tahun biasa disebut masa keserasian sekolah.
c.      Fase trots III, usia 13 tahun sampai akhir remaja biasa disebut masa kematangan.
(2)  Robert J. Huvighurst
Menyebutkan fase-fase perkembangan dari anak sampai tua, sebagai berikut:
a.      Infancy and early childhood (masa sekolah) yaitu usia 0-6 tahun.
b.     Middle Childhood (masa sekolah) yaitu usia 6-12 tahun
c.      Adolescence (masa remaja) yaitu usia 12-18 tahun
d.     Early adulthood (masa awal dewasa) yaitu usia 18-30
e.      Middle age (masa dewasa lanjut) yaitu usia 30-50 tahun.
f.      Old age (masa tua sampai meninggal dunia) yaitu usia 50 tahun ke atas.
(3)  Prof. Kohnstamm
Ia membagi periode perkembangan anak menjadi tiga fase sebagai berikut:
a.      Periode vital, yaitu usia 0-1 tahun disebut juga sebagai masa menyusu.
b.     Periode estetis, yaitu usia 1-6 tahun disebut masa pencoba dan masa bermain.
c.      Periode inteletuil, yaitu usia 6-12 tahun disebut juga masa sekolah
d.     Periode social, usia 12-21 tahun disebut juga masa pemuda dan masa adolescence.
e.      Periode  manusia  matang, usia 21 tahun ke atas disebut juga masa dewasa.[8]
Masa social masih dapat diuraikan lagi menjadi:
a.      12;0 – 14;0 = masa pural
b.     14;0 – 15;0 = masa prapubertas (awal remaja)
c.      15;0 – 18;0 = masa pubertas
d.     18;0 – 21;0 = masa adolescence
Disini tampak kemiripan dengan polanya Aristoteles (tinjauan secara biologis) dan polanya J.A. Commenius (tinjauan secara didaktis).
(4)  Charlotte Buhler,
Dalam buku “Psychologis der Puberteitsjaran” hasil karyanya, membagi perkembangan anak menjadi 5 (lima) fase yakni:
1.
Fase I (0;0-1;0)
Perkembangan sikap subyektif menuju obyektif.
2.
Fase II (1;0-4;0)
Masa meluasnya hubungan dengan benda-benda sekitarnya, atau mengenal dunia secara subyektif.
3.
Fase III (4;0-8;0)
Masa memasukkan diri ke dalam masyarakat secara obyektif, adanya hubungan diri dengan lingkungan social dan mulai menyadari akan kerja, tugas serta prestasi.
4.
Fase IV (8;0-13;0)
Munculnya minat ke dunia obyek sampai pada puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan sekitarnya secara sadar.
5.
Fase V (13;0-9;0)
Masa penemuan diri dan kematangan yakni synthesa sikap subyektif dan obyektif.[9]
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas, untuk mencapai perkembangan psikologi yang normal bahkan sempurna maka disini peran orang tua sangat penting dalam hal menekankan pemberian materi, metode, dan pendidikan yang sesuai agar anak tumbuh menjadi manusia yang baik dan mempunyai emosional yang stabil, dan menjadi orang yang ekspresif dalam menghadapi berbagai persoalan. Jadi keberhasilan perkembangan psikologi sangat erat kaitannya dengan perkembangan didaktis.
C.    Periodisasi berdasarkan didaktis
Pembagian tingkat-tingkat perkembangan anak ditentukan oleh materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu.[10] Pembagian seperti ini antara lain diberikan oleh:
a.      Johan Amos Comenius (1592-1671), seorang ahli didaktik membagi periode perkembangan sebagai berikut:
(1)  Scola maternal (sekolah ibu) usia 0;0-6;0, masa anak mengembangkan organ tubuh dan panca indera di bawah asuhan ibu (keluarga).
(2)  Scole Vermacula (sekolah bahasa ibu) usia 6;0-12;0, mengembangkan oikiran, ingatan dan perasaannya di sekolah dengan menggunakan bahasa daerah (bahasa ibu).
(3)  Scola Latina (sekolah bahasa latin), masa anak mengembangkan potensinya terutama daya intelektualnya dengan bahasa asing, pada usia 12;0-18;0.
(4)  Academia (akademi) adalah media pendidikan yang tepat bagi anak usia 18;0-24;0 tahun.
b.     Jean Jacques Rousseau
(1)
Usia 0;0-2;0
Tahun adalah masa asuhan (Nursery).
(2)
Usia 2;0-12;0
Tahun masa pentingnya pendidikan jasmani dan alat-alat indera.
(3)
Usia 12;0-15;0
Tahun masa perkembangan pikiran dan masa juga terbata.
(4)
Usia 15;0-20;0
Tahun masa pentingnya pendidikan serta pembentukan watak, kesusilaan juga pembinaan mental agama.[11]
c.      Jean Piaget
Pernah melakukan penelitian mengenai fase-fase perkembangan dikaitkan dengan terjadinya perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar. Piaget membagi perkembangan menjadi empat fase sebagai berikut:
(1)  Fase sensori motorik
Aktivitas kognitif didasarkan pada pengalaman langsung panca indera. Aktivitas belum menggunakan bahasa, sedangkan pemahaman intelektual muncul di akhir fase ini.
(2)  Fase pra operasional
Anakk tidak lagi terikat pada lingkungan sensori, kesanggupan menyimpan tanggapan bertambah besar. Anak suka menuru orang lain dan mampu menerima khayalan dan suka bercerita tentang hal-hal yang fantastis dan sebagainya.
(3)  Fase operasi konkret
Pada fase ini anak mulai berpikir logis, bentuk aktivitas dapat ditemukan dengan peraturan yang berlaku. Karena anak masih berpikir harfiah sesuia dengan tugas-tugas yang diberikan padanya.
(4)  Fase operasi formal
Anak telah mampu mengembangkan pola-pola berpikir formal, telah mampu berpikir logis, rasional, dan bahkan abstrak. Telah mampu menangkap arti simbolis, kiasan, dan menyimpulkan suatu berita, dan sebagainya.[12]
d.     Dr. Maria Montessori;
(1)
1;0-7;0
Masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar melalui alat indera
(2)
7;0-12;0
Masa abstrak, dimana anak sudah mulai memperhatikan masalah kesusilaan, mulai berfungsi perasaan Ethisnya yang bersumber dari kata hati-nya. Dia mulai tahu akan kebutuhan orang lain.
(3)
12;0-18;0
Masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah social.
(4)
18;0-24
Masa pendidikan di perguruan tinggi, masa untuk melatih anak (mahasiswa) akan realitas kepentingan dunia. Ia harus mampu berpikir secara jernih, jauh dari perbuatan tercela.
e.      Charles E. Skinner,
Ia membaginya menjadi : prenatal stages dan postnal stages, dengan perincian sebagai berikut:
(1)  Prenatal stages:
*     Germinal : a fornight after conception.
*     Embryo   : from the end of the second week to the    sixth week.
*     Fetus        : the and of the sixth week until birth.
(2)  Postnatal Stages:
*     Parturate : from birth until the severance of the umbilical cord.
*     Neonate : the first two to four weeks of life.
*     Infant : first two years.
*     Preschool child : from age two years to six years.
*     Primary school child : from six to nine years.
*     Intermediate school pupil : from nine to twelve years.
*     Junior high school pupil : from twelve to fifteen years of age a periode wich normally includes the onset of puberty and initiates the stages of adolescence.
Dalam pembagian tersebut di atas yang perlu diperhatikan terutama mulai postnatal stages.[13]
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa setiap fase perkembangan manusia dari bayi sampai dewasa berdasarkan didaktis harus diberi materi, metode, dan pendidikan yang sesuai. Dan dengan mengetahui berbagai pendapat di atas maka kita dapat mengetahui mana yang normal dan abnormal jika melihat hal apa saja pada perkembangan manusia berdasarkan didaktis.
Misalnya pada usia dua bulan pertama seorang bayi menangis dan bersuara tanpa makna untuk merespon emosi dan ritme suara orang lain adalah sebuah hal yang normal. Pada usia 3-6 bulan normalnya bayi dapat mengenali nama mereka dan kata-kata lain secara teratur yang sering diucapkan oleh ibunya seperti “ma-ma”, “pa-pa”.[14] Begitu seterusnya sampai pada fase terakhir manusia harus diberi materi, metode dan pendidikan yang tepat.
   III.          ANALISIS
Dengan menganalisis dari ketiga periodisasi perkembangan manusia di atas, bahwa sejak dilahirkan seorang anak bukan hanya merupakan makhluk yang reaktif saja, melainkan juga suatu pasangan yang aktif yang memberikan pengaruh terhadap dirinya sendiri. Karena arah perhatian social serta meningkatnya kemungkinan motoris dan kognitif bertambahlah lingkup aktivitas bayi dengan cepat. Tingkah laku lekat, kelekatan dengan ibu (atau dengan objek lekat yang lain), merupakan cirri khas perkembangan anak pada tahun pertama.[15]
Dalam periode akhir tahun pertama sampai dengan tahun keempat banyak sekali kemajuan yang dicapai anak dalam perkembangan motorik, social dan kognitif. Bertambahnya kemampuan motorik membuat lingkup gerak anak semakin luas dan dengan demikian menambah luas lingkup hidupnya. Belajar tingkah laku anak bertambah melalui peniruan model keluarga maupun teman sebaya dan memperoleh dimensi-dimensi baru melalui dunia permainan. Begitu juga memperoleh dimensi-dimensi baru melalui dunia permainan. Begitu juga kemampuan bertambah dalam ambil alih peran, yaitu dapat menempatkan diri dalam perasaan, motif, dan pikiran orang lain. Stimulasi yang senilai dalam hal ini dapat lebih menambah lagi kemampuan tersebut. Di samping permainan, maka bahasa serta gambaran sebagai bentuk pernyataan dan bentuk komunikasi menduduki tempat sentral dalam periode ini. Pada usia empat tahun anak sudah dapat menjadi pasangan aktif dan sudah dapat mengerti dan memberikan pengaruh terhadap aturan hidup sehari-hari.[16]
Secara tematis maka dalam bab ini banyak dibicarakan mengenai perkembangan kognitif. Perkembangan kognisi berarti: bagaimana memperoleh pengetahuan, menyimpannya dan menggunakannya. Hubungan teman dan anak-anak sebaya makin penting dalm periode ini bagi perkembangan anak, yaitu bagi perkembangan identitas jenis kelamin serta pengertian norma. Akhirnya ditinjau lebih jauh mengenai hubungan antara intelegensi dan keberhasilan di sekolah serta permasalahan mengenai anak cerdas tinggi; baru pada tahun-tahun akhir ini mulai diperhatikan oleh para psikolog dan pedagog.[17]
Masa pubertas meliputi masa remaja awal dan berisi perubahan fisik seperti percepatan pertumbuhan dan timbulnya seksualitas. Berhubung perkembangan tidak hanya berisi pemasakan dan reaksi lingkungan terhadap pemasakan tadi, melainkan juga berisi pengaruh lingkungan terhadap remaja, maka juga dibicarakan mengenai pengaruh teman sebaya sekolah dan keluarga terhadap perkembangan remaja, berhubungan dengan itu juga dibicarakan mengenai perkembangan social remaja dan pengisian waktu luangnya.[18]
Masa dewasa tidak terlalu jelas berbeda dari masa remaja. Namun masa remaja dipandang dari teori tugas perkembangan serta teori emansipasi dapat merupakan periode tersendiri yaitu periode menuju kearah kebebasan fisik dan sekolah sudah tidak merupakan pusat perhatian lagi, maka permasalahan pekerjaan dan kehidupan bermasayarakat merupakan tugas-tugas sentral yang mendapatkan perhatian khusus.[19]
Menjadi tua pada umumnya dipandang sebagai psoses penurunan total. Namun penelitian empiris dalam hal intelegensi dan perilaku social (termasuk seksualitas) menunjukkan bahwa pandangan seperti tersebut di atas kurang benar dan merupakan pandangan yang berdasarkan model medis saja.[20]
  IV.          PENUTUP
Yang dimaksud dengan periodisasi berdasarkan Biologis ialah : para ahli kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Hal tersebut dapat dimaklumi karena pertumbuhan biologis ikut berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan seorang anak.
Keadaan periodisasi berdasarkan psikologis didasarkan pada keadaan dan ciri khas kejiwaan anak pada suatu masa tertentu.
Periodisasi berdasarkan didaktis yaitu Pembagian tingkat-tingkat perkembangan anak ditentukan oleh materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu.
Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan bahwa semua konsepsi atau teori yang telah diungkapkan itu memiliki kebaikan dan kelemahannya masing-masing seperti tinjauan biologis itu akan terasa bermanfaat bagi anak-anak yang berumur 5 tahun dan tinjauan psikologis terasa baik sekali untuk menganalisis anak umur 5 yahun, disamping teori-teori tersebut antara satu dengan lainnya terlihat ada keterkaitan yang tidak perlu dipersoalkan. Dengan demikian teori-teori tersebut dapat diterapkan menurut situasi atau kondisi serta kepentingan dari pemakai.
Setiap Periodisasi perkembangan pada dasarnya selalu bertalian erat dengan periodisasi perkembangan yang lainnya. Hal ini membuktikan bahwa manusia merupakan kesatuan yang bulat. Dan sesuai hukum alam akhir dari perkembangan ini adalah menjadi manusia dewasa yang sempurna.






    V.          DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu . 1991. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Jakarta: Rineka Cipta
Ahmadi, Abu. 1998. PSIKOLOGI UMUM. Jakarta: Rineka Cipta
Monks, F.J, dkk. 2002. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.  Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
Rochmah, Elfi Yuliani . 2005. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Yogyakarta : TERAS
Sholehudin, Sugeng. 2009. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN : Dalam Perspektif Pengantar. Pekalongan : STAIN PRESS
Sobur, Alex. 2003. PSIKOLOGI UMUM : Dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Setia
Sujana, agus. 1996. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Jakarta: Rineka Cipta
Wade, Carole dan Carol Tavris. 2007. Psikologi edisi ke-9 jilid 2. Jakarta: Erlangga



[1] Elfi Yuliani Rochmah, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Yogyakarta : TERAS, 2005, hlm:49
[2] Elfi Yuliani Rochmah, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Ibid…hlm:53
[3] Abu Ahmadi, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, hlm;37
[4] Elfi Yuliani Rochmah, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Op.Cit….hlm;54
[5] Abu Ahmadi, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN,Op.Cit…..hlm;38
[6] Elfi Yuliani Rochmah, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Op.Cit….hlm;55
[7] Abu Ahmadi, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN,Op.Cit…..hlm;38
[8] Elfi Yuliani Rochmah, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Op.Cit….hlm;58
[9] Abu Ahmadi, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN,Op.Cit…..hlm;41
[10] Elfi Yuliani Rochmah, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Op.Cit….hlm;55
[11] Abu Ahmadi, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN,Op.Cit…..hlm;39
[12] Elfi Yuliani Rochmah, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Op.Cit….hlm;57
[13] Abu Ahmadi, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN,Op.Cit…..hlm;40
[14] Carole Wade, Carol Tavris, Psikologi edisi ke-9 jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2007, hlm;245
[15] F.J Monks, dkk, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS, 2002, hlm;98
[16] F.J Monks, dkk, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,Ibid….hlm;174
[17] F.J Monks, dkk, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,Ibid….hlm;255
[18] F.J Monks, dkk, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,Ibid….hlm;255
[19] F.J Monks, dkk, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,Ibid….hlm;322
[20] F.J Monks, dkk, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,Ibid….hlm;352

Tidak ada komentar:

Posting Komentar